Selasa, 16 April 2013

RESUME JOURNAL : "Monitoring Corruption: Evidence from a Field Experiment in Indonesia" by Benjamin A. Olken


   Korupsi merupakan masalah yang signifikan di negara-negara berkembang, yang menjadi kotributor utama terhadap rendahnya tingkat pertumbuhan di negara-negara tersebut. Ketidakcukupan bukti dan sedikitnya konsensus mengenai cara terbaik mengurangi korupsi, menjadi kesulitan yang melekat dalam pengukuran langsung aktivitas yang korup. Berbagai pendekatan dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat korupsi di berbagai negara termasuk Indonesia, diantaranya yaitu dengan melakukan pengawasan top-down oleh auditor pemerintahan serta dengan meningkatkan partisipasi grassroots para anggota komunitas pada local-level monitoring.
   Jurnal ini meneliti praktik-praktik korupsi pada tingkat pemerintahan terendah yaitu kecamatan yang terdiri dari beberapa desa. Dimana setiap tahunnya desa-desa di tiap kecamatan tersebut mengajukan proposal pembangunan maupun perbaikan infrastruktur.
   Pada praktiknya, ketika proposal tersebut disetujui, dana yang dikucurkan untuk pengerjaan suatu proyek infrastruktur lebih dari yang dibutuhkan. Surplus dari dana tersebut biasanya tidak dikembalikan kepada pusat tetapi digunakan oleh aparat desa untuk proyek pengembangan lainnya. Korupsi pengerjaan infrastruktur di tingkat desa dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya tim pelaksana bekerjasama dengan kepala desa dan melakukan kolusi bersama pemasok yang memungkinkan pemasok melakukan manipulasi harga, serta dapat juga dengan memanipulasi pembayaran upah pekerja.
   Setiap tahunnya Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit terhadap proyek-proyek pembangunan di suatu desa secara acak. Ketika suatu desa "terpilih" untuk diaudit, BPKP melakukan cross-check semua catatan keuangan dan melakukan inspeksi terhadap kondisi fisik infrastruktur.
   Penemuan-penemuan auditor di lapangan yang mengindikasikan terjadinya praktik korupsi, tidak serta merta menyeret pihak-pihak yang korup untuk diadili di ranah hukum, karena meskipun auditor mampu mendeteksi adanya praktik korupsi namun bukti-bukti yang ada bersifat situasional yang tidak memungkinkan untuk dijadikan dasar penuntutan. Kitidakcukupan bukti yang diperoleh oleh auditor pun menjadi alasan mengapa praktik korupsi tersebut tidak sertamerta dijerat dengan hukum pidana.
   Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi grassroots dalam melakukan pengawasan dapat mengurangi pengeluaran yang hilang walupun hanya di bawah batas serangkaian keadaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengikutsertakan banyak warga desa dalam melakukan pengawasan hanya dapat mengurangi kemungkinan hilangnya pengeluaran tenaga kerja dan secara keseluruhan hanya berdampak kecil.
   Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat korupsi di tingkat desa dan mewujudkan praktik yang sehat yaitu dengan melakukan pengawasan (oleh pusat) sebelum proyek dilaksanakan, hal ini dilakukan melalui pengawasan tim audit atas rencana pengeluaran dana proyek, selain itu partisipasi dari warga desa juga dibutuhkan dalam proses pengawasan selama pelaksanaan proyek untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan yang berkaitan dengan penggunaan dana proyek.


Nama : Silvia Dewi Lestari
NIM    : C1C010050

Selasa, 02 April 2013

Let's Learn Zhongwen : 汉字

This is my second post about Zhongwen anyway..
Belajar bahasa mandarin ternyata rumit, ga segampang cincangcincong orang-orang di tv yang sering ngomong dengan dialek yang "dimirip-miripin" ma orang China. Belum lagi kalau liat orang China corat-coret nulis huruf mandarinnya. OMG!

Ngomong-ngomong dulu paling males banget kalau ada tes writing hanzi (汉字), tau sendiri kan huruf mandarin tuh ribet, salah goresan se-milimeter aja dah beda artinya atau parah-parahnya malah ga ada artinya sama sekali. Udah ga tau bahasa mandarinnya apa trus disuruh nulis tu kalimat dalam hanzi pula,  ujung-ujungnya remidi deeh, hehee... just kidding :p

Well, dalam penulisan hanzi (汉字) kita mesti tau guratan-guratan apa aja yang menjadi "komponen" dalam satu huruf mandarin. Berikut merupakan jenis-jenis guratan dasar 汉字 :
  • 横 (Héng) : ditulis mendatar dari kiri ke kanan. Contoh: 一,二,三
  • 竖 (Shù) : guratan vertikal, ditulis dari atas ke bawah. Contoh: 十,工,上
  • 撇 (Piĕ) : ditulis miring dari kanan atas ke kiri bawah. Contoh: 千,午,年
  • 捺 (Nà) : ditulis miring dari kiri atas ke kanan bawah. Contoh: 八,人,个
  • 点 (Diăn) : ditulis dari atas dan sedikit miring ke samping kanan diakhiri penekanan. Contoh: 下,六,斗
  • 提 (Tí) : ditulis dengan penekanan dari kiri bawah ke atas kanan. Contoh: 汉

Goresan Turunan
  • 撇点 (Piĕdiăn) : ditulis dari kanan atas lalu agak ke kiri dan berbalik ke arah kanan tanpa terputus. Contoh: 女
  • 横撇 (Héngpiĕ) : ditulis mendatar dari kiri ke kanan lalu turun ke kiri bawah tanpa terputus. Contoh: 多

Nah dari kombinasi guratan-guratan di atas kita bisa menulis berbagai macam karakter hanzi dengan berbagai macam artinya. Cukup ribet kan? tapi itulah seninya :)

COSO FRAMEWORK

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) merupakan organisasi sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985 dan disponsori oleh 5 asosiasi profesional, yaitu American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), Financial Executive International (FEI), Institute of Internal Auditors (IIA), dan Institute of Management Accountants (IMA).

Organisasi ini didedikasikan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan organisasi sektor pemerintahan.

COSO menerbitkan Enterprise Risk Management (ERM) - Integrated Framework sebagai respon terhadap pentingnya pengendalian internal, manajemen risiko dan good governance. Berikut kerangka ERM yang dikeluarkan COSO :
sumber : google

Obyektif Pengelolaan Risiko :
  • Strategi, berkaitan dengan tujuan akhir yang selaras dengan visi dan misi entitas.
  • Operasi, berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi dari operasi suatu entitas, termasuk di dalamnya kinerja dan target profitabilitas.
  • Pelaporan, berkaitan dengan efektivitas pelaporan entitas, termasuk pelaporan internal dan pelaporan eksternal (informasi keuangan maupun non-keuangan).
  • Kepatuhan, berkaitan dengan kesesuaian entitas dengan hukum dan ketentuan yang berlaku.


Komponen Risiko :
sumber : google
  • Lingkungan Internal, komponen ini mempengaruhi cara pandang suatu entitas terhadap risiko, penetapan strategi dan tujuan suatu entitas serta bagaimana aktivitas operasional entitas dijalankan. Termasuk di dalamnya filosofi pengelolaan risiko, besarnya risiko yang diharapkan suatu entitas, pengawasan dari dewan komisaris, integritas dan komitmen manajemen, kompetensi pengelola risiko, serta struktur organisasi pengelola risiko.
  • Petapan Obyektif, merupakan langkah awal yang harus ditetapkan suatu entitas, yang kemudian menjadi dasar dalam pengidentifikasian kejadian, penilaian risiko dan penentuan respon terhadap risiko yang dihadapi.
  • Identifikasi Kejadian, dimaksudkan untuk mengetahui kejadian-kejadian yang dapat mempengaruhi kelangsungan entitas dalam mencapai tujuannya. Kejadian dapat berdampak negatif maupun positif bagi suatu entitas. Dampak negatif merupakan risiko yang harus direspon manajemen guna mengurangi dampak yang berakibat buruk bagi organisasinya. Sedangkan kejadian yang berdampak positif merupakan peluang bagi suatu entitas dalam mencapai tujuannya, dimana strategi yang handal dapat diterapkan guna merespon peluang tersebut.
  • Penilaian Risiko, kejadian yang menimbulkan dampak negatif dinilai dari kemungkinan terjadinya dan dampak yang dapat ditimbulkan, yang digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan risiko.
  • Respon Risiko, menentukan tindakan - tindakan guna mengelola risiko yang telah dinilai sebelumnya. Dalam hal ini manajemen dapat memilih untuk menghindar (avoiding), menerima (accepting), mengurangi (reducing), ataupun mengalihkan risiko tersebut.
  • Aktivitas Pengendalian, dalam hal ini perlu diadakannya pengendalian terhadap respon yang diambil manajemen dalam mengelola risiko agar berjalan secara efektif dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
  • Informasi dan Komunikasi, informasi yang diperoleh harus memiliki kualitas yang tinggi dalam rangka pengelolaan risiko dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu entitas. Pengkomunikasian informasi harus didesain seefektif mungkin agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara jelas oleh setiap orang.
  • Pemantauan, keseluruhan proses ERM harus diawasi guna memastikan seluruh komponen berfungsi dengan baik setiap saat. Pengawasan dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu secara terus-menerus, penilaian terpisah, atau kombinasi diantara keduanya.

 
silvia d.l. raharjo Blogger Template by Ipietoon Blogger Template